Mencermati Keunikan Lokal
Keywords:
Potensi Lokal, Tradisi, Daya Hidup, UnikAbstract
Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarah”, kutipan kalimat yang pernah diucapkan presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno. Kalimat tersebut mengandung makna, bahwa sejarah merupakan hal yang sangat penting untuk membangun bangsa yang besar. Melalui sejarah pula penulis mencoba mencermati keberadaan kerajinan lokal yang ada di Indonesia, Yogyakarta khususnya. Mengapa? Kenyataan saat ini Tiongkok (China) menjadi negara besar di dunia. Kemajuan pesat dalam industri di sana, tetapi masih memegang tradisi lokalnya, begitu pula di Jepang dan Korea sebagai negara maju. Kita tahu bahwa selama 350 tahun Indonesia dijajah negara luar karena potensi alamnya yang subur, ini membuktikan akan kekayaan alam negeri ini. Adanya banyak etnik (multiculture) di Nusantara dikagumi bangsa (negara) lain, sehingga kita sebagai bangsa Indonesia sudah semestinya perlu bangga dan berperan serta dalam mengenal, menjaga serta mengembangkan potensi lokal yang sudah ada ini agar mampu bersaing dalam dunia global. Ann Dunham, ibu dari Mantan presiden Amerika Barack Obama pun mengagumi bahkan membuat penelitian tentang pandai besi tradisional di Indonesia dalam disertasinya berjudul “Pendekar-pendekar Besi Nusantara”. Buku “Mewarisi Tradisi Menemukan Solusi”-Industri Rakyat Daerah Yogyakarta Masa Kolonial (1830an-1930an) menarik penulis untuk mencermati sehubungan dengan keprihatinan akan generasi muda yang saat ini justru lebih mengenal budaya luar, dan bahkan tidak mengenal sejarah potensi lokal daerahnya sendiri yang sudah diwariskan ratusan tahun. Kemajuan teknologi pesat khususnya dibidang digital dalam media-sosial banyak menyajikan informasi-informasi yang dianggap lebih modern daripada yang lokal atau dikenal sebagai tradisional tidak diminati generasi muda. Menengok ke belakang, bahwa keberadaan jurusan Desain Produk di FAD-UKDW yang sudah berusia 18 tahun ini merupakan hasil pengamatan karena adanya potensi lokal, beragam kerajinan dan ketersediaan bahan di Yogyakarta khususnya. Melalui metode observasi langsung dan pustaka diharapkan mampu menggali lebih dalam warisan yang sudah lama berada. Bagaimana perkembangannya dari beberapa periode, mencermati keunikannya serta bagaimana lokal yang mempunyai daya hidup. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi penyadaran bagi generasi muda terlebih calon desainer sebagai bangsa yang bangga akan budaya lokal dan mengenal nilai luhur dibaliknya, sehingga berminat mengembangkan sesuai zaman. Lokal itu keren, lokal itu masa kini yang mampu bersaing secara global.
References
Dewey, John. 2005. Arts as Experience. USA: The Penguin Groups.,Dunham, S.Ann. 1992. Pendekar-pendekar Besi Nusantara. Bandung: P.T. Mizan Pustaka, Haryono, Anton. 2015. Mewarisi Tradisi Menemukan Solusi-Industri Rakyat Daerah Yogyakarta Masa Kolonial (1830an-1930an). Yogyakarta: Univ. Sanata Dharma., Koniherawati, 2023. Disertasi berjudul: Estetika Keseharian Masyarakat Pedusunan Pembuat Gerabah di Sambirata, Purbalingga”. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma., Solheim, Wilhem G. II. 2003. History of the Study of Southeast Asian Earthenware. Singapore: Singapore Press.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 SERENADE : Seminar on Research and Innovation of Art and Design
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.