Mitigasi Bencana berbasis Kearifan Lokal: Desain Pembelajaran Turun Temurun

Authors

  • Imelda Irmawati Damanik

Keywords:

Kearifan lokal, Mitigasi Bencana, Desain Komunikasi Mitigasi, Budaya Nusantara, Turun Temurun

Abstract

Posisi Indonesia berada di antara lempeng Asia dan Australia mendudukkannya menjadi salah satu wilayah memiliki resiko tinggi terhadap bencana alam. Deretan gunung merapi aktif yang membentuk konstalasi Cincin Api (Ring of Fire) Pasifik pun melewati wilayah Negara Kepulauan Indonesia. Kondisi ini menyebabkan jenis bencana alam seperti gempa, letusan gunung merapi, tsunami menjadi resiko bencana yang paling tinggi di Indonesia. Namun masyarakat di nusantara yang sudah bertahan dari generasi ke generasi di wilayah yang penuh resiko bencana telah melakukan pencatatan dalam berbagai bentuk. Secara umum komunikasi tentang mitigasi bencana ditemukan dalam nilai budaya berbentuk pantun/puisi, cerita rakyat, nyanyian dan kata-kata bijak yang disampaikan ke generasi berikutnya. Penelitian ini dilakukan untuk menggali beberapa kasus kebencanaan yang dapat ditelaah dengan menggali pola desain kearifan lokal melalui pantun/puisi, cerita rakyat, nyanyian dan kata-kata bijak. Berharap agar di tengah-tengah tuntutan komunikasi modern yang menuntut terpenuhinya persyaratan teknis, seperti effisien, fleksibel dan terpercaya, masih ada posisi mitigasi berbasis kearifan lokal yang membantu pemahamanan kebencanaan dan penanggulangannya. Dengan demikian, kearifan lokal yang membentuk pola mitigasi yang telah dilakukan turun temurun yang dapat disandingkan dengan teknologi modern, sehingga dapat diolah menjadi pola kolaborasi yang berkesinambungan dan berkelanjutan di masa mendatang.

References

Ahmad Arif. (2020). Social Construction of disaster : the importance of a multidisciplinary approach Desember (Webinar Magister Arsitektur FAD, UKDW).

Danil, M. (2021). Manajemen Bencana. Prosiding Mitigasi Bencana, Universitas Dharmawangsa, November, 1–183.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh. (2019). Smong Literasi Bencana Khas Simueleu. Tabloid Iqra No 1 Edisi 1, 5–6.

Djadja; Pratomo, I. (2009). Potensi Bencana Alam Gempa Bumi dan Gerakan Tanah, di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai dan Sekitarnya. Jurnal Biologi Indonesia, 5(3), 339–354.

Fatimah, D., & Roberts, F. (2019). Lingu, Bomba Talu and Naombo: Triple disaster in Central Sulawesi (Issue July).

Husein, R. (2014). Bencana di Indonesia dan Pergeseran Paradigma Penanggulagan Bencana: Catatan Ringkas. Workshop Fiqh Kebencanaan Oleh Majlis Tarjih Dan Tajdid PP Muhammadiyah, Di UMY, 25 Juni 2014, 171(6), 727–735. https://eje.bioscientifica.com/view/journals/eje/171/6/727.xml

IKSAM, D. (2020). SEJARAH KEBUDAYAAN DAN KEBENCANAAN DI SULAWESI TENGAH (Webinar MAgister Arsitektur: Hdup Selaras Bersama Bencana, Issue 16 September).

Ismail, S., Abubakar, B., Hasbullah, & Aiyub, A. (2020). Nandong: Tradisi Lisan Simeulue. Indonesian Journal of Islamic History and Culture, 1(1), 1–20. https://doi.org/10.22373/ijihc.v1i1.508

Lubis, T. (2019). Tradisi Lisan Nandong Simeulue: Pendekatan Antropolingualistik. In Disertasi Program Doktor (S3) Lingustik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (Vol. 1, Issue 1). _

Pertiwi, W. (1998). Kajian Nilai Budaya Naskah Kuna Mapalina Sawerigading Ri Saliweng Langi.

PUPR. (2017). Modul Penanggulangan Bencana. In kementerian PUPR.

Puslitbang Sumber Daya Air. (2019). Dukungan Litbang Pemulihan Sumber Daya Air Pasca Bencana Gempa Padagimo-Sulawesi Tengah.

Raharja, R., Wibowo, F. G., Ningsih, R. V., & Machdum, S. V. (2016). Studi Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Longsor. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol., 7(2), 111–119.

Ramelan, A. D. (2021). Tinggala Megalitikum Lore Lindu dan Rampi. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Sadisun, I. A. (2014). Manajemen Bencana: Strategi Hidup di Wilayah Berpotensi Bencana. Lokakarya Kepedulian Terhadap Kebencanaan Geologi Dan LingkunganAt: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi, Bandung, Indonesia, December 2004, 174. https://doi.org/10.13140/2.1.1563.4567

Tambalo, R. N. (2015). Kajian Rupa Arca Megalitik Lembah Bada [Institut Seni Indonesia].

Tunggul, F., Sasongko, I., & Reza, M. (2019). PENGEMBANGAN SITUS MEGALITIKUM UNTUK WISATA BUDAYA DI LEMBAH BEHOA KECAMATAN LORE TENGAH KABUPATEN POSO. Institut Teknologi Malang.

U-INSPIRE. (2020). Menjawab Pertanyaan Seputar Gempa, Tsunami dan Likuefaksi.

UNESCO-IOC. (2006). Rangkuman Istilah Tsunami. Rangkuman Istilah Tsunami, 39.

UNISDR. (2008). Indigenous Knowledge for Disaster Risk Reduction. Indigenous Knowledge for Disaster Risk Reduction, 97(1), 12–21. http://www.unisdr.org/asiapacific/ap-publications/ap-pub.htm

Zed, M. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan (3rd ed.). Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Zulfadrim, Z., Toyoda, Y., & Kanegae, H. (2018). The implementation of lokal wisdom in reducing natural disaster risk: A case study from West Sumatera. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 106(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/106/1/012008

Published

01-08-2023

How to Cite

Imelda Irmawati Damanik. (2023). Mitigasi Bencana berbasis Kearifan Lokal: Desain Pembelajaran Turun Temurun. SERENADE : Seminar on Research and Innovation of Art and Design, 2(1), 15–23. Retrieved from https://serenade.ukdw.ac.id/index.php/serenade/article/view/100